Renungan Harian
Rabu, 17 Januari 2018
Selamat pagi dan selamat Tahun Baru untuk kita semua, kiranya kasih karunia dari Yesus Kristus menyertai kehidupan kita sekalian.
Titus 2:11, Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
Kasih Allah nyata di dalam kehidupan kita , bahkan ini sudah lama sekali diberitakan mulai dari kelahiran Yesus Kristus ke dunia ini dan penebusanNya di kayu salib. Namun yang menjadi perenungan bagi kita adalah bagaimana pemaknaan kasih karunia Allah yang telah nyata di dalam kehidupan kita sehari-hari? Apakah itu hanya sebatas berita belaka yang mempunyai firgur yang luar biasa. Atau itu hanya sebatas berita yang tidak perlu diimani? Pemahaman kasih karunia tentu sudah banyak diantara kita yang memahaminya, tetapi tidak sedikit juga diantara kita yang tidak yakin akan kasih karunia Allah. Hampir setiap Minggu kita belajar firman Allah yang memberikan kita pemahaman akan kasih karunia Allah di dalam kehidupan kita. Melalui pembelajaran itu, apakah kita telah menyakini bahwa kasih karunia Allah yang memelihara kehidupan kita.
Melalui renungan hari ini, Paulus mau menegaskan bahwa kasih karunia Allah yang telah kita terima bukan berhenti hanya kepada kita saja, melainkan kasih karunia Allah yang telah nyata harus bergerak terus. Maksud dari bergerak terus adalah kasih karunia Allah sampai juga kepada yang belum mengenal dan merasakan kasih karunia tersebut. Itulah yang membuktikan bahwa kasih karunia Allah telah nyata di dalam kehidupan kita. Sebab pengajaran Paulus mengarahkan kita untuk memberitakan Injil kepada seluruh makhluk hidup, sehingga kasih karunia Allah sampai kepada ciptaan Allah. Selain itu, kita juga diajarkam untuk meninggalkan perbuatan yang harus menimbulkan dosa. Sebab orang yang mengenal dan merasakan kasih karunia Allah pasti tidak akan melakukan hal yang jahat, yang tidak berkenan kepada Allah.
Saudaraku, selagi kita masih mau dan sering berbuat jahat dan berbuat yang melanggar perintah Allah serta tidak mau memberitakan Injil maka kita termasuk orang yang belum merasakan dan mengimani kasih karunia Allah. Dari perspektif memberitakan Injil bukan dilihat dari gaya pendeta menyampaikan khotbahnya tetapi yang paling dalam adalah merubah sikap kita yang buruk menjadi sikap yang berkenan dihadapan Allah. Hal inilah yang membuktikan kita hidup di dalam kasih karunia Allah, bukan di dalam perbudakan manusia atau dunia ini. Oleh karena itu, saudaraku kasih karunia Allah telah nyata di dunia ini, di dalam kehidupan kita, di dalam keluarga kita, gereja kita, persekutuan kita, sekarang apa respon kita akan kasih karunia Allah itu? Maukah kita merubah sikap yang buruk kepada sikap yang baik sebagai implementasi pemberitaan firman Allah?
HAPPY DAY
Selamat beraktivitas untuk kita semua
Salam Marturia
Pdt. Anna Vera Pangaribuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar